JANGAN BERHUTANG

JANGAN  BERHUTANG

Sebagian dari kita ada yang senang dengan perilaku hutang, walaupun terkadang dia mampu. Adapula yang memang menjadikan hutang itu sebagai gaya hidupnya. Ada juga yang kepepet tapi malas melunasinya walaupun sudah ada keluasan rezeki kemudian .

Padahal yang demikian itu tidak baik, karena hutang termasuk perilaku buruk, yang akan membuat orang berakhlak tidak baik. Maksudnya dapat menimbulkan perilaku yang buruk bagi orang yang suka (hobi) berhutang, suka berdusta dan ingkar janji,  melambat-lambatkan pelunasan hutang walaupun  sanggup melunasinya secara berangsur,  apa lagi memutuskan hubungan dengan org yang memberinya hutang,  dengan alasan yg tidak logis,  seperti malu dan tidak enak. 

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji lantas mengingkari” (HR. Al-Bukhari).

Lebih dari itu, hutang akan menyebabkan kesedihan di malam hari, dan kehinaan di siang hari.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menolak untuk menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya.

Dan dosa orang yang memiliki hutang tidak terhapuskan walaupun dia mati syahid, dijelaskan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiallah ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يغفر للشهيد كل ذنب إلا الدَّين

Akan diampuni seluruh dosa orang yang mati syahid kecuali hutang (HR. Muslim).

Oleh karena itu, hindari hutang kalo tidak kepepet,  selalu usahakan agar melunasinya sesegera mungkin,  dan jangan putuskan tali dengan orang yang pernah membantu saat dirimu dalam kesulitan. Karena prilaku ini lebih zalim lagi dan menafikan nikmat dan rasa syukur, berdasarkan hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu 'anhu

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (مَنْ لمْ يشْكُر النَّاسَ لَمْ يشْكُر الله) رواه الترمذي

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda,  sesungguhnya orang yang tidak memiliki rasa terimakasih terhadap manusia maka sesungguhnya ia tidak memiliki rasa terimakasih terhadap Allah
(HR.  At-Tirmizi) 

Sekian. 
Amirah Nahrawi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENDA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, HARUSKAH?

Statistik

PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI ISLAM DALAM RUMUSAN TEORI DAN PRAKTEK AKUNTANSI ISLAM