Ayo Berkarya
Ayo Berkarya
Amirah A. Nahrawi
Kemajuan sebuah negara dapat dilihat dari kemajuan intelektual masyarakatnya. Masyarakat yang tumbuh kritis melalui budaya literasi akan membentuk sebuah sentral kiblat bagi munculnya peradaban ilmu pengetahuan dunia.
Mesir salah satunya. Di Mesir, dunia literasi tumbuh menjamur sebagai industri produk kreatif dan penghasil ide pemikiran keilmuan paling potensial dibandingkan produk industri di bidang sektor riil.
Setiap hari diperkirakan tidak kurang dari 10 hingga 50 judul buku terbaru yang diterbitkan. Jadi, dalam setahun rata-rata akan hadir tidak kurang dari 3.600 lebih judul buku terbaru dari para penulis produktif di sana.
Pasalnya, rezim otoriter Husni Mubarak tidak pernah mengekang hak kebebasan berpendapat dalam bentuk karya tulis obyektif dan sikap kritis terhadap pemerintah melalui sebuah karya literasi, karena memang otoriter "terdidik".
Hampir tidak pernah terdengar adanya penulis yang dibrendel bukunya atau ditangkapi gara-gara berani mengkritik pemerintah.
Sistem otoriterisme hanya diberlakukan pada lawan politik, bukan bagi para pengkritik ilmiah. Mengapa demikian?
Itulah yang saya katakan otoriter "terdidik" disebabkan presidennya seorang yang cerdas dan menghargai karya literasi di negerinya sendiri, menghargai karya putra bangsanya sendiri.
Dan pasca tumbangnya Mubarak usai revolusi Mesir beberapa tahun silam, dunia penerbitan dan literasi tidak menjadi surut, karena pemerintahan saat ini masih mempertahankan industri literasi dan penerbitan buku sebagai bagian dari "intelectual devolepment" mencapai kemajuan sebuah negara.
Seorang ulama tak akan disebut ulama bila belum punya karya tulis. Para dosen rata-rata mengajar berdasarkan diktat atau karya buku yang ia tulis sendiri.
Penerbit pun difasilitasi dan diberikan subsidi besar. Hampir setiap toko buku memiliki penerbitan sendiri.
Jika Anda berburu buku di toko buku di kawasan Husien, al-Azhar atau Down Town, misalnya, pastikan setiap toko yang Anda kunjungi sejatinya Anda akan menemukan dan menyantap "buku hangat terbaru" yang baru dicetak langsung oleh penerbit toko buku itu.
Bagaimana dengan harganya?
Anda akan mendapatkan harga buku yang jauh lebih murah dari toko buku lainnya. Bahkan, untuk harga grosir Anda bisa mendapatkan tambahan diskon sebesar 45% hingga 55% lagi.
Semasa Husni Mubarak masih berkuasa, melalui program unggulan ibu negara Suzan Mubarak, pemerintah mensupport penuh serta mempropagandakan habis-habisan program "Al--Qira'ah Lil Jami'" atau "Ayo Membaca Bagi Semua".
Buku-buku pelajaran dan buku pengetahuan umum yang dicetak oleh pemerintah hampir-hampir tak ada harganya, karena dijual sangat murah. Tak kepalang tanggung, subsidi yang diberikan melalui program ini mencapai angka 90%. Dar al-Ma'arif salah satu penerbit yang terkenal menjalankan program ini.
Mengembangkan sebuah gagasan dan menuangkannya dalam karya sendiri merupakan jembatan untuk mencerdaskan diri sendiri dan ikut serta dalam mencerdaskan bangsa.
So, mari menulis karya kita sendiri. Sebagai sumbangsih bagi negeri dan bagi diri sendiri.
Jum'ah mubarakah
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda