Lisan = senjata
Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata baik atau hendaklah diam.”
Sebagai seorang muslim kita harus berhati-hati dalam menjaga lisan, jangan sampai kita ceroboh dalam berbicara dengan lawan bicara, ..... siapapun dia. Karena salah-salah kita bicara akan dapat berakibat fatal, yang dapat membuat sakit hati seseorang. Pembicaraan yang keluar dari lisan hendaklah sesuatu yang bermanfaat dan didasarkan atas kebenaran serta kemaslahatan yang ditimbulkan dari perkataan tersebut. Ada saatnya kita harus bicara dan ada saatnya kita harus diam.
Banyak peristiwa yang terjadi yang disebabkan dengan ucapan yang menyinggung pihak lain. Saat ini seringkali ucapan-ucapan yang keluar dari lisan seseorang berujung ke pengadilan dengan tuduhan mencemarkan nama baik.
Oleh karenanya Rasulullah bersabda agar kita sebagai umatnya menjaga lisan. Sebagai sarana berkomunikasi antara sesama manusia, lisan memiliki peran yang sangat vital. Kesalahan ucapan dapat membawa akibat fatal. Pada suatu kesempatan Rasulullah Saw juga berpesan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal, beliau bersabda:
“Hai Mu’adz, kamu orang yang selamat selama kamu diam. Dan ketika kamu berbicara, maka (pembicaraanmu itu) bisa berkibat buruk bagimu atau berakibat baik bagimu.”
Pertikaian, perkelahian, dan tawuran antar dua kelompok biasanya di picu oleh provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Pihak yang tidak bertanggung jawab itu telah menyalahgunakan manfaat atau fungsi lisan dengan menyebabkan huru-hara. Ironisnya pertikaian itu terjadi antar sesama muslim, dan bisa saja provokatornya juga dari seorang muslim. Padahal Allah SwT telah berfirman : “Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.”
Kalau kita kembali melihat sabda Rasulullah Saw di atas, redaksi kalimatnya diawali dengan barang siapa yang beriman, baru dilanjutkan dengan anjuran untuk berkata baik atau kalau tidak mampu lebih baik diam. Artinya bahwa menjaga lisan merupakan bagian dari iman. Jika kita mampu menjaga lisan dengan ucapan-ucapan yang baik, tidak menyinggung, tidak memfitnah, menyejukkan, membawa maslahah baik bagi diri sendiri maupun orang lain, berarti orang tersebut memiliki iman kepada Allah SwT.
Kemudian jika ternyata di antara kita masih sering berbicara kotor, tidak mengindahkan keberadaan orang lain, memfitnah, memprovokasi agar terjadi pertikaian dan permusuhan, maka menurut sabda Rasulullah Saw di atas, orang tersebut memiliki iman yang lemah.
Mudah-mudahan kita dapat menjaga lisan yang telah dianugerahkan kepada kita, sehingga membawa manfaat dan maslahah baik bagi diri kita maupun orang sekitar kita.
sekian, Wallaahu ‘alam
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda