PEMBAHASAN
Pembahasan
حكم ولاية الكافر وأصحاب البدعة
على ضوء القرآن والسنة والإجماع
ﺍﺗَّﻔﻘﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗُﻮﻟَّﻰ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔُ ﻟﻠﻜﺎﻓﺮ، ﻭﻻ ﺗَﺴﺘَﺪﻳﻢُ ﻟﻪ ﺇﺫﺍ ﻃَﺮَﺃ ﻋﻠﻴﻪ
Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada nonmuslim, dan kepemimpinannya tidak boleh diteruskan jika sudah diangkat sebagai pemimpin .
ﻣَﻦ ﺣَﻜَﻰ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻫﻢ
Diantara ulama yang mengatakan permasalahan ini adalah ijma’ (kesepakatan ulama) adalah :
• ﺍﺑﻦُ ﺣﺰﻡ ( 456 ﻫـ ) : " ﻭﺍﺗَّﻔَﻘُﻮﺍ ﺃﻥ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔ ﻻ ﺗَﺠُﻮﺯ ﻻﻣﺮﺃﺓٍ، ﻭﻻ ﻟﻜﺎﻓﺮٍ، ﻭﻻ ﻟﺼﺒِﻲٍّ ﻟﻢ ﻳَﺒﻠُﻎ، ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳُﻌْﻘَﺪ ﻟﻤَﺠﻨﻮﻥ
.1 Ibnu Hazm (456 H.), ”Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada perempuan, nonmuslim, anak kecil yang belum baligh (dewasa), dan juga tidak boleh diserahkan kepada orang gila ”.
• ﺃﺑﻮ ﻳَﻌﻠﻰ ( 458 ﻫـ ) " : ﺇﻥ ﺣَﺪَﺙ ﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﻳَﻘﺪَﺡ ﻓﻲ ﺩﻳﻨﻪ، ﻧﻈﺮﺕ، ﻓﺈﻥ ﻛَﻔَﺮ ﺑﻌﺪ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ؛ ﻓﻘﺪ ﺧَﺮَﺝ ﻋﻦ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔ، ﻭﻫﺬﺍ ﻻ ﺇﺷﻜﺎﻝَ ﻓﻴﻪ؛ ﻷﻧﻪ ﻗﺪ ﺧَﺮَﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻠَّﺔ ﻭﻭﺟَﺐ ﻗﺘﻠُﻪ "
.2 Abu Ya’la (458 H), ”..., jika ada hal (baik yang dia lakukan atau tidak) yang mengotori kesucian agamanya, maka dipertimbangkan terlebih dahulu, dan jika dia kafir setelah beriman (murtad), maka kepemimpinannya tidak sah lagi, ini sudah jelas karena dia sudah keluar dari islam dan wajib dibunuh (setelah diminta untuk bertaubat ) ”.
• ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋِﻴﺎﺽ ( 544 ﻫـ ) " : ﻻ ﺧﻼﻑَ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗَﻨﻌﻘِﺪُ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔُ ﻟﻠﻜﺎﻓﺮ، ﻭﻻ ﺗَﺴﺘَﺪِﻳﻢُ ﻟﻪ ﺇﺫﺍ ﻃَﺮَﺃ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻛﺬﻟﻚَ ﺇﺫﺍ ﺗﺮﻙَ ﺇﻗﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﺪﻋﺎﺀَ ﺇﻟﻴﻬﺎ ... ، ﻓﺈﺫﺍ ﻃَﺮَﺃ ﻣﺜﻞُ ﻫﺬﺍ ﻋﻠﻰ ﻭﺍﻝٍ : ﻣﻦ ﻛﻔﺮٍ، ﺃﻭ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﺷﺮﻉٍ، ﺃﻭ ﺗﺄﻭﻳﻞ ﺑﺪﻋﺔٍ - ﺧَﺮَﺝ ﻋﻦ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ، ﻭﺳَﻘَﻄﺖ ﻃﺎﻋﺘُﻪ، ﻭﻭﺟَﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡُ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺧﻠْﻌﻪ، ﻭﻧﺼﺐُ ﺇﻣﺎﻡٍ ﻋﺎﺩﻝٍ، ﺃﻭ ﻭﺍﻝٍ ﻣﻜﺎﻧَﻪ ﺇﻥ ﺃﻣﻜَﻨﻬﻢ ﺫﻟﻚ "
.3 Al-Qadhy ‘Iyadh (544 H.), ”Tidak ada perbedaan pendapat diantara para ulama bahwa kepemimpinan orang nonmuslim itu tidak sah, dan tidak boleh diteruskan kepemimpinannya jika terlanjur diangkat sebagai pemimpin, dan juga jika dia meninggalkan shalat dan tidak menyerukannya... Maka, jika ada hal-hal tersebut pada seorang pemimpin –murtad, merubah syariat, dan melakukan kebid’ahan-, dia tidak punya hak kepemimpinan lagi, tidak wajib mematuhinya, dan wajib bagi orang-orang islam mencabut jabatannya dan mengangkat seorang pemimpin yang ‘adil (berkelakuan baik) atau paling tidak seorang muslim yang bisa menggantikan jabatan itu ”.
• ﺍﻟﺼﻔﺎﻗﺴﻲ ( 611 ﻫـ ) : " ﺃﺟﻤَﻌﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔَ ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﻛﻔﺮٍ ﺃﻭ ﺑﺪﻋﺔٍ، ﻳُﻘﺎﻡ ﻋﻠﻴﻪ "
.4 As-Shafâqasy (611 H.), ”Para ulama sepakat bahwa jika seorang pemimpin menyeru kepada kekafiran atau kebid’ahan, maka harus ditentang ”.
• ﻭﻧﻘَﻞ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ( 676 ﻫـ ) ﺣﻜﺎﻳﺔَ ﺍﻟﻘﺎﺿِﻲ ﻋﻴﺎﺽ ( 544 ﻫـ ) ﻟﻺﺟﻤﺎﻉ، ﻓﻘﺎﻝ " : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ : ﺃﺟﻤَﻊ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀُ ﻋﻠﻰ ﺃﻥَّ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔَ ﻻ ﺗَﻨﻌَﻘِﺪ ﻟﻜﺎﻓﺮٍ، ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻮ ﻃَﺮَﺃ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﻔﺮ، ﺍﻧﻌَﺰَﻝ .... ، ﻓﻠﻮ ﻃَﺮَﺃ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻔﺮٌ، ﻭﺗﻐﻴﻴﺮٌ ﻟﻠﺸﺮﻉ، ﺃﻭ ﺑﺪﻋﺔٌ - ﺧَﺮَﺝ ﻋﻦ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ، ﻭﺳَﻘَﻄﺖ ﻃﺎﻋﺘُﻪ، ﻭﻭﺟَﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡُ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﺧﻠﻌُﻪ، ﻭﻧﺼﺐُ ﺇﻣﺎﻡٍ ﻋﺎﺩﻝٍ ﺇﻥ ﺃﻣﻜَﻨﻬﻢ ﺫﻟﻚ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳَﻘَﻊ ﺫﻟﻚ ﺇﻻ ﻟﻄﺎﺋﻔﺔٍ، ﻭَﺟَﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡُ ﺑﺨﻠْﻊِ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ
.5 An-Nawawi (676 H.) menukil pendapat yang disampaikan al-Qadhy ‘Iyadh (544 H.) tentang ijma’ ulama dalam permasalahan ini, ”Qadhy ‘Iyad berkata : para ulama sepakat bahwa kepemimpinan orang nonmuslim itu tidak sah, dan jika dia murtad, maka harus dicopot dari jabatannya..., jika dia murtad, merubah syariat, dan melakukan kebid’ahan, maka kekuasaannya tidak sah dan tidak wajib mematuhinya, dan wajib bagi semua orang-orang islam menentangnya, mencabut jabatannya, dan mengangkat seorang pemimpin yang ‘adil (berkelakuan baik) jika memungkinkan, dan jika yang mampu hanya sebagian saja, maka mereka hanya wajib mencopot jabatannya ”.
• ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴِّﻢ ( 751 ﻫـ ) " : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ - ﺃﻱ : ﺍﺑﻦُ ﻗﺪﺍﻣﺔ - ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ : ﻭﻫﺬﺍ ﺃَﻭْﻟَﻰ؛ ﻟﻤﺎ ﺫﻛَﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ؛ ﻳﻌﻨﻲ : ﻗﻮﻝَ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ : ﺃﺟﻤﻊ ﻛﻞُّ ﻣَﻦ ﻳُﺤﻔَﻆ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﺃﻥ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮَ ﻻ ﻭﻻﻳﺔَ ﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢٍ ﺑﺤﺎﻝٍ "
.6 Ibnu al-Qayyim (751 H.), ”Ibnu Qudâmah mengatakan dalam kitab al-Mughni : pendapat ini lebih baik dari pada pendapat yang mengatakan permasalahan ini sudah menjadi ijma’ ulama, maksudnya adalah pedapatnya Ibnu Mundzir, yaitu ‘semua ulama yang diakui keilmuannya telah sepakat bahwa orang nonmuslim sama sekali tidak mempunya hak kekuasaan atas orang-orang muslim ”.’
• ﺍﻟﺪﻣﺸﻘﻲ ( ﺑﻌﺪ 785 ﻫـ ) " : ﺍﺗَّﻔﻖ ﺍﻷﺋﻤﺔُ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔَ ﻓﺮﺽٌ ... ، ﻭﺃﻥ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔَ ﻻ ﺗَﺠُﻮﺯ ﻻﻣﺮﺃﺓٍ ﻭﻻ ﻟﻜﺎﻓﺮٍ 1"
.7 Ad-Dimasyqi (setelah 785 H.), ”Para imam (ulama-ulama besar) telah sepakat bahwa kepemimpinan adalah sebuah kewajiban..., dan kepemimpinan ini tidak boleh diserahkan kepada perempuan dan ”.nonmuslim
• ﻭﻗﺪ ﻧﻘَﻞ ﺍﺑﻦُ ﺣﺠﺮ ( 852 ﻫـ ) ﺣﻜﺎﻳﺔَ ﺍﻟﺼﻔﺎﻗﺴﻲ ( 611 ﻫـ ) ﻟﻺﺟﻤﺎﻉ، ﻓﻘﺎﻝ : " ﻗﺎﻝ - ﻳﻘﺼﺪُ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺘﻴﻦ ﺍﻟﺼﻔﺎﻗﺴﻲ :- ﻭﻗﺪ ﺃﺟْﻤَﻌﻮﺍ ﺃﻧﻪ - ﺃﻱ : ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ - ﺇﺫﺍ ﺩَﻋَﺎ ﺇﻟﻰ ﻛﻔﺮٍ، ﺃﻭ ﺑﺪﻋﺔٍ، ﺃﻧﻪ ﻳُﻘَﺎﻡ ﻋﻠﻴﻪ "
.8 Ibnu Hajar (852 H) menukil pendapat yang disampaikan oleh as-Shafâqasy (611 H) bahwa permasalahan ini sudah menjadi ijma’ ulama, dia berkata: ”As-Shafâqashy berkata : para ulama sepakat bahwa jika seorang pemimpin menyeru kepada kekafiran atau kebid’ahan, maka dia harus ditentang ”.
• ﺍﺑﻦُ ﺣﺠﺮ ( 852 ﻫـ ) " : ﺃﻧﻪ - ﺃﻱ ﺍﻹﻣﺎﻡ - ﻳَﻨﻌﺰِﻝ : ﺑﺎﻟﻜﻔﺮ ﺇﺟﻤﺎﻋًﺎ، ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞِّ ﻣﺴﻠﻢٍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡُ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﻓﻤَﻦ ﻗَﻮِﻱ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﻠﻪ ﺍﻟﺜﻮﺍﺏُ، ﻭﻣَﻦ ﺩَﺍﻫَﻦ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺍﻹﺛﻢُ، ﻭﻣَﻦ ﻋَﺠَﺰ ﻭَﺟَﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻬﺠﺮﺓُ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﺭﺽ "
.9 Ibnu Hajar (852 H.), ”Seorang pemimpin harus dicopot sebab kekafirannya sesui ijma’ ulama, setiap muslim wajib ikut serta dalam mencopotnya, barang siapa yang mampu melaksanakannya, maka baginya pahala, barang siapa yang tidak mau melaksanakannya (padahal dia mampu), maka baginya dosa, dan barang siapa yang yang tidak mampu melaksanakannya, maka dia wajib pindah ke tempat lain ”.
• ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ، ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ، ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ . ﻣَﻦ ﻭﺍﻓَﻖ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ
.10 Termasuk ulama-ulama yang mengatakan bahwa permasalahan ini sudah menjadi kesepakatan ulama adalah: ulama-ulama hanafiyyah, malikiyyah, syafi’iyyah, dan hanabilah .
ﻣﺴﺘﻨﺪ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ
Landasan-Landasan Ijma :’
ﻭﺍﺳﺘﺪﻟُّﻮﺍ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻭﺍﻟﺴُّﻨﺔ، ﻭﺍﻟﻤﻌﻘﻮﻝ
Para ulama yang berdalil dengan ayat Qur`an, hadis, dan logika .
ﺃﻭﻻً : ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
ﻗﻮﻟُﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﴿ ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﺠْﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻠْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ ﴾ [ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 141
ﻭﺟﻪُ ﺍﻟﺪَّﻻﻟﺔ : ﺃﻥَّ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﺃﻋﻈﻢُ ﺳﺒﻴﻞٍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻲ
.1 Dalil al-Qur`an
Allah Swt berfirman, ”dan Allah sama sekali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman, {Q.S. an-Nisa : 141}.”
Ayat ini menunjukan bahwa seorang nonmuslim tidak boleh menjadi pemimpin karena kepemimpinan yang mereka kuasai adalah cara yang paling mudah untuk menghancurkan orang-orang beriman .
ﺛﺎﻧﻴًﺎ : ﺍﻟﺴُّﻨﺔ
ﻋﻦ ﻋُﺒﺎﺩﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺼﺎﻣﺖ - ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻗﺎﻝ : " ﺩﻋﺎﻧﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﺒﺎﻳَﻌﻨﺎﻩ، ﻓﻜﺎﻥ ﻓﻴﻤﺎ ﺃﺧَﺬ ﻋﻠﻴﻨﺎ : ﺃﻥ ﺑﺎﻳَﻌﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﻣَﻨﺸﻄﻨﺎ ﻭﻣَﻜﺮﻫﻨﺎ، ﻭﻋُﺴﺮﻧﺎ ﻭﻳُﺴﺮﻧﺎ، ﻭﺃَﺛَﺮﺓ ﻋﻠﻴﻨﺎ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻧﻨﺎﺯﻉَ ﺍﻷﻣﺮَ ﺃﻫﻠَﻪ؛ ﻗﺎﻝ )) : ﺇﻻ ﺃﻥ ﺗَﺮَﻭﺍ ﻛﻔﺮًﺍ ﺑﻮﺍﺣًﺎ ﻋﻨﺪﻛﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺑﺮﻫﺎﻥٌ 0(( ] .
ﻭﺟﻪُ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ - ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺑﻄَّﺎﻝ :- " ﻓﺪﻝَّ ﻫﺬﺍ ﻛﻠُّﻪ ﻋﻠﻰ ﺗﺮْﻙ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺋﻤﺔ، ﻭﺃﻻ ﻳﺸﻖَّ ﻋﺼﺎ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﺃﻻ ﻳﺘﺴﺒَّﺐ ﺇﻟﻰ ﺳﻔْﻚ ﺍﻟﺪﻣﺎﺀ، ﻭﻫَﺘْﻚ ﺍﻟﺤﺮﻳﻢ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳَﻜﻔُﺮ ﺍﻹﻣﺎﻡُ، ﻭﻳُﻈﻬِﺮ ﺧﻼﻑَ ﺩﻋﻮﺓ ﺍﻹﺳﻼﻡ، ﻓﻼ ﻃﺎﻋﺔَ ﻟﻤﺨﻠﻮﻕ ﻋﻠﻴﻪ "
.2 Dalil as-Sunnah
Diriwayatkan dari sahabat ‘Ubadah bin Shâmit R.A. berkata: “ Rasulullah Saw. Memanggil kita, kemudian kita membai’atnya (berjanji setia), janji kami kepada Rasulullah adalah kami berjanji untuk mematuhinya pada waktu senang dan sedih, pada waktu sempit dan lapang, dan lebih mendahulukannya atas diri kita, dan juga tidak merebut suatu urusan dari pemiliknya –yang pantas-, kemudian Rasulullah berkata: ”kecuali jika kalian melihat kekufuran yang...., kalian mempunyai bukti yang jelas dari Allah Swt.”
Hadis ini menunjukan (sebagaimana yang dikatakan Ibnu Bathâl) bahwa tidak boleh bagi orang musim menentang pemimpin, mengangkat senjata kepada sesama muslim, menyulut api pertumpahan darah, memperkosa perempuan, kecuali jika pemimpin itu kafir dan menyerukan hal-hal yang bertentangan islam, karena dia tidak wajib mematuhi makhluk (pemimpin) dalam perbuatan maksiat atau .pelanggaran
ﺛﺎﻟﺜًﺎ : ﺍﻟﻤﻌﻘﻮﻝ
ﺍﺷﺘﺮﺍﻁُ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻓﻲ ﻛﻞِّ ﻭﻻﻳﺔٍ ﻋﺎﻣﺔ، ﻓﻔﻲ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ ﺍﻟﻌﻈﻤﻰ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﻭﺁﻛَﺪُ
ﺃﻧﻪ ﺑﻜﻔﺮِ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺗَﻨﺨَﺮِﻡُ ﻭﻇﻴﻔﺘُﻪ ﺍﻷﺳﺎﺳﻴﺔُ، ﻭﻳَﺒﻄُﻞ ﻣﻘﺼﻮﺩُﻫﺎ ﻣﻦ ﺣﺮﺍﺳﺔ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻴﺎﺳﺔ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ؛ ﻓﻮَﺟَﺐ ﻋﺰﻟُﻪ
.3 Dalil logika
Untuk menjadi seorang pemimpin, disyaratkan `beragama islam` secara umum, apalagi pada kepimpinan tertinggi (dalam hal ini presiden), maka syarat ini menjadi lebih utama dan kuat.
Dengan kekufuran seorang pemimpin gugurlah tugas-tugas pokoknya, dan hilanglah tujuan utama sebuah kepemimpinan, yaitu mengatur kehidupan dunia dan menjaga agama .islam
ﻧﺘﻴﺠﺔ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ
Hasil Ijma ’
ﺻﺤﺔُ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻓﻲ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗَﺠﻮﺯُ ﺗﻮﻟﻴﺔُ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔَ
Ijma’ ulama atas tidak bolehnya mengangkat nonmuslim sebagai pemimpin adalah benar sebagaimana yang tertera di dalam banyak kitab, sebagai berikut :
• ﻣﺮﺍﺗﺐ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ؛ ﻷﺑﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺣﺰﻡ ﺍﻷﻧﺪﻟﺴﻲ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮﻱ، ( /1 126 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ - ﺑﻴﺮﻭﺕ
.1 Marâtib al-Ijmâ’ li abî Muhammad ‘Ali bin Ahmad bin Sa’îd bin Hazm al-Andalusî al-Qurthubî adz-Dzahiry (1/126), Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirût .
• ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ؛ ﻷﺑﻲ ﻳﻌﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﺍﻟﻔﺮﺍﺀ، ﺹ ( 243 ) ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﺩ . ﻭﺩﻳﻊ ﺯﻳﺪﺍﻥ ﺣﺪﺍﺩ، ﻁ : ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺸﺮﻕ، ﻥ : ﺍﻟﻤﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺸﺮﻗﻴﺔ، ﺑﻴﺮﻭﺕ - ﻟﺒﻨﺎﻥ
.2 Al-Mu’tamad fî ushûliddîn li Abi Ya’lâ Muhammad bin al-Husain al-Farra` (Hal. 243) , Tahqîq Dr. Wadî’ Zaidan Haddâd, Cetakan Dâr asy-Syarq, Beirût-Lubnân .
• ﺇﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ؛ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻋﻴﺎﺽ ﺍﻟﻴﺤﺼﺒﻲ ( /6 246 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻮﻓﺎﺀ ﻟﻠﻄﺒﺎﻋﺔ ﻭﻟﻠﻨﺸﺮ ﻭﺍﻟﺘﻮﺯﻳﻊ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﺩ : ﻳﺤﻴﻰ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ، ﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺭﺓ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ، 1419 ﻫـ - 1998 ﻡ
.3 Ikamâl al-Mu’allim Syarh Shahîh Muslim, al-Qadhî Abul Fadhl ‘Iyâdh al-Yahshiby (6/246), Cetakan Dâr al-Wafa` lithibâ’ah wan Nasyr wat Tauzî’, Tahqîq Dr. Yahya Isma’îl, al-Manshûrah, Cetakan pertama, 1419 H./1998 M .
• ﻫﻮ ﻋﺒﺪﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺘﻴﻦ، ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ، ﺍﻟﺼﻔﺎﻗﺴﻲ، ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ، ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻲ، ﺍﻟﺸﻬﻴﺮ ﺑﺎﺑﻦ ﺍﻟﺘﻴﻦ، ﻓﻘﻴﻪ ﻣﺤﺪِّﺙ ﻣﻔﺴِّﺮ، ﻟﻪ ﺍﻋﺘﻨﺎﺀ ﺯﺍﺋﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻣﻤﺰﻭﺝ ﺑﻜﺜﻴﺮٍ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻤﺪﻭﻧﺔ ﻭﺷُﺮَّﺍﺣﻬﺎ، ﺍﻋﺘﻤَﺪﻩ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﺑﻦ ﺭﺷﺪ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ، ﻣﻦ ﺗﺼﺎﻧﻴﻔﻪ " : ﺍﻟﻤﺨﺒﺮ ﺍﻟﻔﺼﻴﺢ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ " ، ﺗﻮﻓﻲ 611 ﻫـ؛ " ﺷﺠﺮﺓ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻟﺰﻛﻴﺔ " ، ( 168 ) ، ﻭ " ﻧﻴﻞ ﺍﻻﺑﺘﻬﺎﺝ ﻋﻠﻰ ﻫﺎﻣﺶ ﺍﻟﺪﻳﺒﺎﺝ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ " ، ( 188 ) ، " ﻫﺪﻳﺔ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ " ، ( 1 / 630 ) ، ﻳﻨﻈﺮ " : ﺗﺮﺍﺟﻢ ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ " ، ( /6 339 ) ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺴﻼﺳﻞ - ﺍﻟﻜﻮﻳﺖ .
.4 Abdul Wahid ibn Tîn Abu Muhammad as-Shafâqisy al-Maghriby al-Mâliky as-Syahîr bi Ibni at-Tin, Ahli fikih, hadis, dan tafsir. Dia memiliki perhatian lebih pada ilmu fikih, yaitu pada kitab-kitab yang sudah dikodifikasi dan kitab-kitab syarahnya, Imam Ibnu Hajar banyak bersandar kepadanya dalam mensyarah Shahih Bukhari, begitu juga Ibnu Rusyd dan lainnya dalam berbagai karangannya, “al-Mukhbar al-Fashîh fî Syarhil Bukhâri as-Shahîh”, wafat pada 611 H.,”Syajaratun Nûr az-Zakiyyah (hal. 168)”, ‘al-Ibtihaj ‘Ala Hâmisy al-Kitâb al-Madzhab (hal. 188)”, ”Hadiyyatul ‘Ârifîn (1/1630)”, dan juga ”Tarâjum al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah (6/
399), Cetakan kedua, Dâr as-Salâil-”.Kuwait
• ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ : ﻳُﺜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ
.5 Al-Murâd Yutsâru ‘Alaihi
• ﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻟﺴﺎﺭﻱ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ؛ ﻟﺸﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﺍﻟﻘﺴﻄﻼﻧﻲ، ﻭﺑﻬﺎﻣﺸﻪ ﻣﺘﻦ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ، ﻭﺷﺮْﺡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﻠﻴﻪ ( /10 209 ) ، ﻁ : ﺳﺎﺑﻌﺔ، ﺳﻨﺔ 1323 ﻫـ، ﺑﺎﻟﻤﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﺍﻷﻣﻴﺮﻳﺔ ﺑﺒﻮﻻﻕ - ﻣﺼﺮ
.6 Irsyâd as-Syâri Syarh Shahîh al-Bukhâri li Syhâbiddîn Ahmad bin Muhammd bin al-Khathîb al-Qasthalâni, wa bi Hâmisyhi Matn Shahîh Muslim, wa Syarh an-Nawawi ‘Alaihi (10/209), Cetakan ketujuh tahun 1323 H., di percetakan Kubrâ Amîriyyah, Bûlaq-.Mesir
• ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺠﺎﺝ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺑﺸﺮﺡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢ ( 6/314 ) ؛ ﻷﺑﻲ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﺷﺮﻑ ﺑﻦ ﻣﺮﻱ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ، ﺩﺍﺭ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﺘﺮﺍﺙ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ، 1392 ﻩ
.7 Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibnil Hajjâj al-Ma’rûf bi Syarh an-Nawawi ‘Alâ Muslim (6/314) li Abi Zakariyya Yahyâ bin Syaraf bin Marry an-Nawawi, cetakan Dâr Ihyâ at-Turats al-Araby-Beirût, Cetakan kedua, Tahun 1392 H .
• ﻳَﻘﺼﺪ - ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ - ﻗﻮﻝَ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ : " ﻭﺃﺟﻤﻌﻮﺍ ﺃﻥَّ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﻟﻴًّﺎ ﻻﺑﻨﺘﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﺔ " ؛ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ؛ ﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﺍﻟﻨﻴﺴﺎﺑﻮﺭﻱ، ﺹ ( 78 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻟﻠﻨﺸﺮ ﻭﺍﻟﺘﻮﺯﻳﻊ، ﺍﻟﻤﺤﻘﻖ : ﻓﺆﺍﺩ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﻨﻌﻢ ﺃﺣﻤﺪ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ 1425 ﻫـ - 2004 ﻡ
.8 Imam Nawawi ingin menyampaikan pendapatnya Ibnu Mundzir yaitu ”Para ulama sepakat bahwa nonmuslim tidak bisa menjadi wali bagi anak perempuannya yang muslimah” yang tertera di dalam kitab al-Ijmâ’li Abi Bakr Muhammad bin Ibrâhim ibn Mundzir an-Naisâbûri (Hal. 78), Cet. Dâr al-Muslim li an-Nasyri wat Tauzî’, Tahqîq Muhammad Fuâd Abdul Mun’im Ahmad, Cetakan pertama, Tahun 1425 H. / 2004 M .
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻗﺪﺍﻣﺔ : " ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ، ﻓﻼ ﻭﻻﻳﺔَ ﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻤﺔٍ ﺑﺤﺎﻝٍ، ﺑﺈﺟﻤﺎﻉ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ؛ ﻣﻨﻬﻢ : ﻣﺎﻟﻚ، ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﻭﺃﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺮﺃﻱ " ؛ ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ ﻓﻲ ﻓﻘﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﺍﻟﺸﻴﺒﺎﻧﻲ؛ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻗﺪﺍﻣﺔ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﻲ : ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ ( /7 363 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ : 1405 ؛ ﻳﻨﻈﺮ : ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺬﻣﺔ؛ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ : ﺍﺑﻦ ﻗﻴِّﻢ ﺍﻟﺠﻮﺯﻳﺔ ( /1 465 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ؛ ﺩﺭﺍﺳﺔ ﻭﺗﺤﻘﻴﻖ : ﻃﻪ ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﺅﻭﻑ ﺳﻌﺪ، ﺑﻴﺮﻭﺕ - ﻟﺒﻨﺎﻥ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ : ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ 1423 ﻫـ - 2002 ﻡ
Ibnu Qudâmah berkata, ”Adapun orang nonmuslim, maka dia sama sekali tidak memiliki wilayah atas perempuan muslimah menurut ijma’ ulama seperti Malik, Syafi’i, Abu ‘Ubaid, dan ulama-ulama ahlu ar-ra`yi” di dalam kitab ”al-Mughni fi Fiqh al-Imâm Ahmad Ibn Hanbal as-Syaibâni, ‘Abdullah ibn Ahmad ibn Qudamah al-Maqdisi Abu Muhammad (7/363), Cetakan pertama, Dâr Fikr-Beirût, Tahun 1405 H. Begitu juga kitab `Ahkâm ahli Dzimmah` karangan Muhammad bin Abi Bakr ibn Qayyim al-Jauziyyah (1/465), Cetakan Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Tahqiq Thâha Abdur Raûf Sa’d, Beirut-Lubnan, Cetakan kedua, Tahun 1423 H./2002 M .
• ﺫﻛَﺮﻩ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺃﻣﻴﻦ ﻣﺤﻤﺪ، ﻣﺤﻘِّﻖ ﻛﺘﺎﺏ : " ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻷﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻷﺋﻤﺔ " ، ﺹ ( 12 ) ، ﻃﺒﻌﺔ ﺍﻟﻤﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻘﻴﺔ، ﺣﻴﺚ ﻗﺎﻝ : ﻣﺎﺕ ﺑﻌﺪ 785 ﻫـ
.9 Ibrâhîm Amîn Ahmad juga menyebutkan permasalahan ini -pentahqiq kitab Rahmatul Ummah fi ikhtilâfil A`immah- , Hal. 12, Cetakan al-Maktabah at-Taufîqiyyah .
• ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻷﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻷﺋﻤﺔ؛ ﻷﺑﻲ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺪﻣﺸﻘﻲ ﺍﻟﻌﺜﻤﺎﻧﻲ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﺹ ( 283 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ
.10 Rahmatul Ummah fi ikhtilâfil A`immah li Abi Abdillah Muhammad bin Abdurrahmân ad-Dimasyqi al-‘Utsmâni as-Syâfi’i (13/116), Cetakan Dâr al-Ma’rifah, Beirût 1379 H .
• ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ؛ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ( /13 116 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، 1379 ﻫـ .
.11 Fathul Bâri Syarh Shahîh al-Bukhari li Ahmad bin Ali bin Hajar Abul Fadhl al-‘Atsqalâli as-Syafi’i (13/116), Cetakan Dâr al-Ma’rifah-Beirût 1379 H
• ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ، ( /13 123.
.12 Fath al-Bâri (13/123 )
• ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ : " ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻹﻣﺎﻡ : ﻳَﺸﺘﺮﻁ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺷﺮﻭﻃًﺎ، ﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﺘَّﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﺨﺘَﻠﻒ ﻓﻴﻪ، ﻓﺎﻟﻤﺘَّﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔ :
ﺃ - ﺍﻹﺳﻼﻡُ؛ ﻷﻧﻪ ﺷﺮﻁٌ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺯ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ، ﻭﺻﺤﺔ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺩﻭﻥ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﻫﻤﻴَّﺔ؛ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﴿ ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﺠْﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻠْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺳَﺒِﻴﻼً ﴾ [ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 141 ] ، ﻭﺍﻹﻣﺎﻣﺔ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦُ ﺣﺰﻡ : ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ، ﻭﻟﻴُﺮﺍﻋﻰ ﻣﺼﻠﺤﺔُ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ " ؛ ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ، ( /6 218 ) ، ﻭﺯﺍﺭﺓ ﺍﻷﻭﻗﺎﻑ ﻭﺍﻟﺸﺆﻭﻥ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ - ﺍﻟﻜﻮﻳﺖ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺴﻼﺳﻞ - ﺍﻟﻜﻮﻳﺖ
.13 Al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah, ”Syurûthul Imâm : Para ahli fikih mensyaratkan beberapa syarat untuk menjadi pemimpin, sebagian syarat yang disepakati mayoritas ulama dan sebagian lagi diperselisihkan. Adapun yang disepalati adalah 1. Islam, karena ia adalah syarat sahnya sebuah syahâdah (kesaksian) dan sahnya wilayah (kekuasaan) atas hal-hal yang tidak lebih penting dari pada hal-hal yang di bawah kekuasaan sebuah kepemimpinan, Allah Swt. Berfirman ”Allah tidak akan memeberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang mukmin (Q.S. an-Nisa : 141), dan Imâmah (kepemimpinan) –seperti yang dikatakan Ibnu Hazm- adalah cara yang paling mudah (untuk menghancurkan orang-orang muslim), begitu jug ia adalah cara yang paling efektif untuk memperhatikan kemaslahatan orang-orang mukmin.” , al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Quwaitiyyah (6/218), Cetakan wizâratul Auqâf wa asy-Syu`ûn al-Islâmiyyah-Kuwait, Cetakan kedua Dâr as-Salâ`il-Kuwait .
• ﺑﺪﺍﺋﻊ ﺍﻟﺼﻨﺎﺋﻊ ﻓﻲ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﺍﻟﺸﺮﺍﺋﻊ؛ ﻋﻼﺀ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻜﺎﺳﺎﻧﻲ ( /2 239 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، 1982 ﻡ، ﺗﺒﻴﻴﻦ ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ ﺷﺮﺡ ﻛﻨﺰ ﺍﻟﺪﻗﺎﺋﻖ ﻭﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺸِّﻠْﺒﻲ ( /2 99 ) ، ﺍﻟﻤﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﺍﻷﻣﻴﺮﻳﺔ - ﺑﻮﻻﻕ، ﺍﻟﻘﺎﻫﺮﺓ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ، 1313 ﻫـ، ﻏﻤﺰ ﻋﻴﻮﻥ ﺍﻟﺒﺼﺎﺋﺮ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻷﺷﺒﺎﻩ ﻭﺍﻟﻨﻈﺎﺋﺮ ( /4 111 ) ؛ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺤﻨﻔﻲ ﺍﻟﺤﻤﻮﻱ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، ﻟﺒﻨﺎﻥ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ 1405 ﻫـ - 1985 ﻡ، ﺑﺮﻳﻘﺔ ﻣﺤﻤﻮﺩﻳﺔ ( /1 216 ) ؛ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺼﻄﻔﻰ ﺍﻟﺨﺎﺩﻣﻲ، ﻁ ﺩﺍﺭ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ، ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﻄﺤﻄﺎﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﺭﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﺷﺮﺡ ﺗﻨﻮﻳﺮ ﺍﻷﺑﺼﺎﺭ ﻓﻲ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺍﻟﻨﻌﻤﺎﻥ ( /1 238 ) ، ﻁ ﻣﺼﺮ 1282 ﻫـ، ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺭﺩ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﺭ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﺷﺮﺡ ﺗﻨﻮﻳﺮ ﺍﻷﺑﺼﺎﺭ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭﺓ ﺑﺤﺎﺷﻴﺔ ﺍﺑﻦ ﻋﺎﺑﺪﻳﻦ؛ ﺍﺑﻦ ﻋﺎﺑﺪﻳﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻼﺀ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﻓﻨﺪﻱ ( /2 309 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ ﻟﻠﻄﺒﺎﻋﺔ ﻭﺍﻟﻨﺸﺮ، 1421 ﻫـ - 2000 ﻡ، ﺑﻴﺮﻭﺕ
.14 Badâ`i’u as-Shanâ`i’ fi Tartîb as-Syarâ`i’ li ‘Alâiddin al- Kâsâni (2/239), Cetakan Dâr al-Kitab al-‘Arabi-Beirût 1982 M., Tabyîn al-Haqâiq Syarh Kanz al-Daqâ`iq wa Hâsyiyat asy-Syalabi (2/99), Cetakan al-Kubrâ al-Amiriyyah-Bûlak-
Kairo, Cetakan pertama 1313 H., Ghamz ‘Uyûn al-Bashâ`ir fi Syarh al-Asybâh wa an-Nadzâir (4/111) karangan Ahmad bin Muhammad al-Hanafi al-Hamwi, Cetakan Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah-Beirut-Lubnân, Cetakan pertama 1405 H./1985 M., Barîqatun Mahmûdiyyah (1/216), Karangan Muhammad bin Muhammad bin Musthafâ al-Khâdimi, Cetakan Dâr Ihyâ` al-Kutub al-Arabiyyah, Hâsyiyat at-Thahthâwi ‘Ala ad-Durril Mukhtâr Syarh Tanwîril Abshâr fî Madzhabil Imâm Abi Hanîfata Ibni Nu’mân (1/238), Cetakan Masr 1282 H., Hâsyiyah Raddil Muhtâr ‘Ala ad-Durril Mukhtâr Syarh Tanwîril Abshâr yang terkenal dengan nama Hasyiyah Ibni ‘Âbidîn karangan Ibnu ‘Âbidin Muhammad ‘Âlâiddîn Afandi (2/309), Cetakan Dâr al-Fikr lit Thibâ’ah wan Nasyr, Tahun 1421 H./200 M., .Beirût
• ﺃﺳﻨﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺭﻭﺽ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ( /4 108 ) ؛ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ : ﺯﻳﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺑﻮ ﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﺴﻨﻴﻜﻲ، ﺍﻟﻨﺎﺷﺮ : ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺍﻹﺳﻼﻣﻲ،ﻣﻐﻨﻲ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﻌﺎﻧﻲ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ، ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﺍﻟﺸﺮﺑﻴﻨﻲ ( /4 132 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، ﻏﻴﺎﺙ ﺍﻷﻣﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻴﺎﺙ ﺍﻟﻈُّﻠﻢ؛ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺍﻟﺠﻮﻳﻨﻲ : ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻤﻌﺎﻟﻲ، ﺹ ( 75 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﺩ . ﻓﺆﺍﺩ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﻨﻌﻢ، ﺩ . ﻣﺼﻄﻔﻰ ﺣﻠﻤﻲ، 1979 ، ﺍﻹﺳﻜﻨﺪﺭﻳﺔ، ﺣﺎﺷﻴﺘﺎ ﺍﻟﻘﻠﻴﻮﺑﻲ ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ ( /4 173 ) ؛ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻼﻣﺔ ﺍﻟﻘﻠﻴﻮﺑﻲ، ﻭﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﻟﺒﺮﻟﺴﻲ ﺍﻟﻤُﻠﻘَّﺐ ﺑﻌﻤﻴﺮﺓ، ﻣﻄﺒﻌﺔ ﻣﺼﻄﻔﻰ ﺍﻟﺒﺎﺑﻲ ﺍﻟﺤﻠﺒﻲ ﻭﺃﻭﻻﺩﻩ ﺑﻤﺼﺮ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ، 1375 ﻫـ - 1956 ﻡ
.15 Asnal Mathâlib fi Syarhi Raudhit Thâlib (4/108), karangan Zakariyya bin Muhammad bin Zakariyya al-Anshâri: Zainuddîn Abu Yahya as-Sanîki, di jual di Dâr al-Kitâb al-Islâmi , Mughnil Muhtâj Ilâ Ma’rifati ma’âni Alfâdzil Minhâj, karangan Muhammad al-Khathîb as-Syarbîni (4/132), Cetakan Dâr al-Fikr-Beirût, Ghiyâtsul Umam fit Tiyâtzi adz-Dzulm, karangan Abdul Malik bin Yûsuf bin Abdullah al-Juwaini Abul Ma’âli (Hal 75), Cetakan Dâr ad-Da’wah, Tahqîq Fu`âd Abdul Mun’im dan Dr. Musthafâ Hilmi, Tahun 1979 H.-Iskandâriyyah, Hâsyiyatâ Qalyûbi wa ‘Umairah (4/173), karangan Syihâbuddîn Ahmad bin Ahmad bin Salâmah al-Qalyûbi dan Syihâbuddîn Ahmad al-Barlasi yang dijuluki al-‘Umairah, Cetakan Musthafal Bâbi al-Halabi wa `Aulâduhu bi Masr, Cetakan ketiga, Tahun 1375 H./1956 M .
• ﺍﻟﻔﻮﺍﻛﻪ ﺍﻟﺪﻭﺍﻧﻲ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺯﻳﺪ ﺍﻟﻘﻴﺮﻭﺍﻧﻲ؛ ﻟﻠﻨﻔﺮﺍﻭﻱ ( /1 325 ) ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﺭﺿﺎ ﻓﺮﺣﺎﺕ، ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺜﻘﺎﻓﺔ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ، ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻟﺸﺮﺡ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ؛ ﺷﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﻄﺮﺍﺑﻠﺴﻲ ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ، ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺑﺎﻟﺤﻄﺎﺏ ﺍﻟﺮﻋﻴﻨﻲ ( /7 540 ) ، ﺩﺍﺭ ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﻜﺘﺐ؛ ﺍﻟﻤﺤﻘِّﻖ : ﺯﻛﺮﻳﺎ ﻋﻤﻴﺮﺍﺕ، 1423 ﻫـ - 2003 ﻡ، ﺍﻟﺨﺮﺷﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺧﻠﻴﻞ ( /3 188 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ ﻟﻠﻄﺒﺎﻋﺔ - ﺑﻴﺮﻭﺕ،ﺍﻟﺸﺮﺡ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻷﺑﻲ ﺍﻟﺒﺮﻛﺎﺕ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻌﺪﻭﻱ، ﺍﻟﺸﻬﻴﺮ ﺑﺎﻟﺪﺭﺩﻳﺮ ( /3 387 ) ، ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ، ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﺒﺎﺑﻲ ﺍﻟﺤﻠﺒﻲ ﻭﺷﺮﻛﺎﻩ، ﻣﻨﺢ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﺷﺮﺡ ﻋﻠﻰ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺳﻴﺪ ﺧﻠﻴﻞ؛ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻴﺶ، ( /7 53 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ، 1409 ﻫـ - 1989 ﻡ، ﺑﻴﺮﻭﺕ
.16 Al-Fawâkih ad-Dawâni ‘Ala Risâlati Ibni Abi Zaid al-Qairawani li an-Nafrâwi (1/325), Tahqîq Ridha Farahât, Cetakan Maktabatu Tsaqâfah ad-Dîniyyah, Mawâhibul Jalil li Syarh Mukhtasharil Khalîl li Syamsiddin Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman at-Tharâbilsi al-Maghribi yang terkenal dengan al-Hath^ab ar-Ra’îni (7/540), Cetakan Dâr Ma’âlimil Kutub, Pentahqîq Zakariyya ‘Umairât 1423 H./2003 M., al-Khurasyi ‘Ala Mukhtasharil Khalil (3/188), Cetakan Dâr al-Fikr lit Thibâ’ah-Beirût, as-Syarh al-Kabîr li Abil Barakât Ahmad bin Muhammad al-‘Adawi yang terkenal dengan ad-Dardîr (3/387), Cetakan Ihya` al-Kutub al-‘Arabiyyah Isa al-Bâbil Halabi wa Syurakauhu, Minahul Jalil Syarh ‘Ala Mukhtashar Sayyid Khalîl li Muhammad ‘Illîsy (7/53), Cetakan Dâr al-Fikr, Tahun 1409 H./1989 M.-Beirût .
• ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ ﻓﻲ ﻓﻘﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﺍﻟﺸﻴﺒﺎﻧﻲ؛ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻗﺪﺍﻣﺔ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﻲ : ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ ( /6 416 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ - ﺑﻴﺮﻭﺕ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ، 1405 ، ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺰﺭﻛﺸﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺨﺮﻗﻲ؛ ﻟﺸﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺰﺭﻛﺸﻲ ﺍﻟﻤﺼﺮﻱ ﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻲ ( /3 366 ) ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﻨﻌﻢ ﺧﻠﻴﻞ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ، ﻟﺒﻨﺎﻥ - ﺑﻴﺮﻭﺕ
.17 Al-Mughni fi Fiqhil Imâm Ahmad Ibn Hanbal asy-Syaibâni, Karangan Abdullah ibn Ahmad ibn Qudaâmah al-Maqdisi Abu Muhammad (6/416), Cetakan Dâr Fikr-Beirût, ,Cetakan pertama 1405 H., Syarh az-Zarkasyi ‘Ala Mukhtasharil Khiraqi li Syamsiddin Abi Abdillah Muhammad bin Abdillah az-Zarkasyi al-Mashri al-Hanbali (3/366), Cetakan Dâr al-Kutub al’Ilmiyyah, Tahqîq Abdul Mun’îm Khalîl Ibrâhîm, Lubnân-Beirût .
• ﻭﺍﻟﺰﻳﺪﻳﺔ، ﺍﻧﻈﺮ : ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺰﺧﺎﺭ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻷﻣﺼﺎﺭ؛ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﻤﺮﺗﻀﻰ ( /16 103 ) ، ﻣﻜﺘﺒﺔ ﻣﻮﻗﻊ " ﺑﻠﻐﻮﺍ ﻋﻨﻲ ﻭﻟﻮ ﺁﻳﺔ
.18 Syi’ah Zaidiyyah, lihat dalam kitab al-Bahru az-Zakhâr al-Jâmi’ li Madzâhib ulamâil Amshâr karangan Ahmad bin Yahya al-Murtadhâ (16/103), Cetakan Maktabah Ballighû ‘Anni Wa Lau Âyah .
• ﺍﻟﻔِﺼَﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤِﻠَﻞ ﻭﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻨِّﺤﻞ؛ ﺍﺑﻦ ﺣﺰﻡ ( /4 128 ) ، ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺨﺎﻧﺠﻲ - ﺍﻟﻘﺎﻫﺮﺓ
.19 Al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa` wa an-Nihal karangan Ibnu Hazm (4/128), Cetakan al-Khanji-Kairo .
• ﻣﺘَّﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ؛ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ( 7056 ) ﻓﻲ ﻙ : ﺍﻟﻔﺘﻦ، ﺏ : ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :- )) ﺳﺘَﺮَﻭﻥ ﺑﻌﺪﻱ ﺃﻣﻮﺭًﺍ ﺗﻨﻜﺮﻭﻧﻬﺎ (( ؛ ﺣﺴﺐ ﺗﺮﻗﻴﻢ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ، ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺸﻌﺐ - ﺍﻟﻘﺎﻫﺮﺓ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ، ( 1407 - 1987 ) ، ﻭﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ( 1709 ) ﻓﻲ ﻙ : ﺍﻹﻣﺎﺭﺓ، ﺏ : ﻭﺟﻮﺏ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻷﻣﺮﺍﺀ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﺼﻴﺔ، ﺩﺍﺭ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﺘﺮﺍﺙ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ - ﺑﻴﺮﻭﺕ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﻣﺤﻤﺪ ﻓﺆﺍﺩ ﻋﺒﺪﺍﻟﺒﺎﻗﻲ
.20 Hadis-hadis yang statusnya Muttafaq ‘Alaihi, diriwayatkan oleh al-Bukhâri, hadis ke 7056 Kitab al-Fitan, Bâb Qaulinnabi Saw. `sataraunâ ba’dî umûran tunkirûnaha`, (tergantung penomoran kitab Fath al-Bâri), Cetakan Dâr asy-Sya’b al-Qâhirah, Cetakan pertama (Hal. 1407-1987), dan diriwayatkan oleh Muslim (Hal. 1709), Kitâb al-`Imârah, Bâb wujûbu Thâ’atil Umarâ` fî Ghairi Ma’shiyatin, Cetakan Ihya` Turats al-‘Arabi-Beirût, Tahqîq Muhammad Fuâd Abdul Bâqi .
• ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ؛ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺧﻠﻒ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ ﺑﻄﺎﻝ ﺍﻟﺒﻜﺮﻱ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ ( /10 9 ) ، ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺮﺷﺪ؛ ﺗﺤﻘﻴﻖ : ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻢ ﻳﺎﺳﺮ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ، ﺍﻟﺴﻌﻮﺩﻳﺔ - ﺍﻟﺮﻳﺎﺽ، ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ، 1423 ﻫـ - 2003 ﻡ
.21 Syarh Shahîhil Bukhâri, karangan Abul Hasan ‘Ali bin Khalaf bin Abdul Malik bin Bathal al-Bakri al-Qurthubi (10/
9), Cetakan Maktabah ar-Rusyd, Tahqîq Abi Tamîm Yâsir ibn Ibrâhîm, Su’ûdiyyah-Riyâdh, Cetakan kedua, Tahun 1423 H./2003 M
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda