Lebih Baik Dengan Puasa

Sebagai manusia kita tentu diciptakan dengan berbagai sifat, karakter yang berbeda-beda, dan diantara satu karakter dan lain nya terdapat kesamaan ataupun berbedaan. 

Mengubah karakter seseorang mungkin menjadi hal tersulit bagi seorang guru ataupun orang tua, namun hal itu tidak berlaku di bulan Ramadhan.

Ramadhan yang dijalankan oleh ummat Islam ini, mampu mengubah karakter seseorang yang benar-benar menjalani nya dengan sungguh-sungguh kepada sifat dan karakter yang lebih baik, lebih berkualitas secara pribadi dan sosial

Di dalam badan kita Allah menjadikan qalb atau  jantung, bahkan lebih spesifik lagi yaitu hati nurani sebagai pengontrol seluruh akivitas, baik tingkah laku, pikiran dan tindakan, dan  inilah yang menjadi objek pembangunan karakter manusia melalui ibadah puasa.

Puasa mengajarkan kita hal yang sangat dahsyat. yaitu kejujuran pada diri sendiri. Sesuatu yang sejatinya halal, menyenangkan dan juga dibutuhkan akan berubah menjadi haram, dijauhi dan ditinggalkan karena satu hal: Hari masih siang!

Kita bertanya, bukankah manusia dapat menikmati itu semua di kesendiriannya? Sangat mungkin, karena puasa itu ibadah yang tidak nampak. Kita tinggal mencari ruangan kosong lalu mengunci pintu rapat-rapat dan minum. Bukankah seseorang dapat mengku dirinya berpuasa namun kenyataan tidak? Namun hal ini tidak berlaku  bagi mereka yang berpuasa dengan sebenar-benarnya hanya mengharapkan keridhaan-Nya.  Mereka akan berkata bahwa bersembunyi dan makan/minum di siang Ramadhan adalah penipuan bagi hati nuraninya baik diketahui orang maupun tidak, karena Allah melarang itu. Disinilah seorang manusia diajarkan kejujuran kepada dirinya, dan ketaatan kepada-Nya .

Tentu betapa luar biasanya apabila hal ini dihayati selama 29/30 hari. Akan sangat berdampak pada karakter pribadi seorang yang telah terbiasa jujur pada hatinya. Kejujuran kepada hati inilah yang akan menciptakan pribadi yang jujur, dan pribadi yang jujur akan membentuk kejujuran sosial. Manusia-manusia yang memiliki kejujuran pribadi tidak akan terkena penyakit-penyakit hati yang menghalalkan keharaman dimanapun dia berada.

Itulah sebabnya mengapa para pakar ilmu sosial menjadikan individu yang ada di dalam potret sebuah masyarakat salah satu dari komponen yang membentuk kemajuan masyarakat itu sendiri. Sebab mustahil mengubah taraf hidup masyarakat tanpa mementingkan komponen yang ada di dalamnya.

Pribadi yang memiliki kejujuran,  apabila bekerja akan teliti, apabila belajar ia akan bersungguh-sungguh, apabila menyusun anggaran ia akan terbuka, apabila berbicara ia tidak  berbohong dst. Sebab hatinya berkata bahwa kelalaian, kemalasan, korupsi anggaran, dusta dan lain sebagainya, adalah modus penipuan hati nurani. Inilah yang membentuk karakter manusia menjadi manusia yang Rabani

Semoga Ramadhan ini menjadikan kita manusia yang Rabbani, yang diridhai oleh Allah, dan meridhoi Nya.. Amin

A.A.N

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENDA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, HARUSKAH?

Statistik

PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI ISLAM DALAM RUMUSAN TEORI DAN PRAKTEK AKUNTANSI ISLAM