Ramadhan
Sebelum nya, kita semua sudah paham bahkan hapal keutamaan bulan suci Ramadhan, dan juga sudah sangat hapal mengenai pahala2 yang mengalir tanpa batas di bulan mulia ini.
Namun tidak banyak dari kita yang lupa, bahwa Ramadhan adalah bulan yang mendidik, utamanya mendidik akhlak dan perilaku individu dalam menjalankan keseharian nya baik dalam bulan Ramadhan maupun setelahnya.
Mari kita lihat realita jalanan saat berpuasa, apakah berubah? Menjadi lebih baik? Atau lebih buruk?
Bulan suci ini selain menjanjikan pahala yang berlipat ganda dari segi ibadah rohaniah nya, namun juga menjanjikan pahala yang tidak kalah menarik dari segi ibadah sosialnya. Ramadhan adalah bulan pemberian, bukan saja sekedar memberi makan tetapi tetap menghunjing, bukan juga memberikan zakat di akhir Ramadhan (yang sama2 kita ketahui bahwa hukumnya wajib) yang mau atau tidak harus ditunaikan, dan bukan juga dengan bermaaf2an lantas menjadi mulia.
Sesungguhnya Ramadhan datang untuk mendidik akhlak kita, baik dengan yang kita kenal maupun yang tidak. Mengedepankan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi, mengesampingkan egoisme kita, bertutur kata dan isi hati yang selaras, dan banyak sebagainya.
Mari kembali ke jalanan.
Sejak awal Ramadhan fenomena degradasi akhlak pengguna jalan hampir tidak berubah, bahkan semakin ganas dan tidak beradab.
Ada yang memotong jalan dengan kecepatan tinggi, ada yang parkir sembarangan ditengah jalan, ada yg menggelar dagangan nya di bahu jalan bahkan melebihinya sehingga menyulitkan pengguna lain, ada yang menggunakan jalur berlawanan untuk berkendara dan jelas sangat membahayakan, ada yang berbondong2 melewati lampu merah tanpa perduli dengan pak polisi yang sedang berdiri di sana. Tidak bisa dinilai mana yg lebih buruk, pengendara motor menutup dan menyulitkan pengendara mobil, sehingga mobil tersendat2 dalam perjalanan, dan pengendara mobil sering pula menutup jalan motor sehingga ribuan motor terhenti langkahnya.
Wahai sahabat, apakah anda muslim? Saya tanyakan hal ini kepada salah seorang pengguna jalan. (Iya), puasakah? (Iya), berapa kendaraan yang anda persulit? Ketus jawabannya (Gak tau), bila dibelakanmu ada 1000 kendaraan, maka anda sudah mendapat 1000 dosa, silahkan dikalkulasi.. ... Orang itu memandangi saya dengan pandangan terkejut. Tak lama, segera ia berusaha meluruskan kendaraan nya...
Subhanallah....wa alhamdulillah
Dimana Ramadhan? Sejatinya Ramadhan harus berada dalam hati dan perilaku kita, bukan di spanduk, makanan, jajanan, yang selalu menghiasi kulit luarnya saja.
Mari bersama2 membenahi diri. Ramadhan Kareem.
Amirah Nahrawi
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda