Teguran
Sahabat,
Sering kali saya menyampaikan tata cara mengamalkan hadits yang kita kenal dan mungkin sudah hapal bersama, hari ini juga sempat disinggung dan dibahas dalam tarhib Ramadhan, karena salah satu jemaahku menyampaikan kekuhan dan curhatan, haditsnya cukup femiliar , انصر اخاك ظالما او مظلوما ( berilah pertolongan dan dukungan kepada saudaramu dalam keadaan dia zalim ataupun mazlum), sahabat bertanya, "kalau mazlum, kita sudah paham, lalu bagaimana dengan menolong saudara kita yang zalim?" Rasul SAW menjawab أن تكف عنه ظلمه ( dengan cara menghentikan kezalimannya)
Sahabat,
Cara menghentikan kezaliman saudara kita dengan cara paling sederhana dan kita kenal bersama, yaitu menegurnya, menasehatinya. Iya.. semua sudah tau itu. Tapi yang acap kali luput yaitu cara menegur dan menasehatinya itu bagaimana? Tuntunan sunnah mengajarkan bahwa kita harus menegur dan menasehati dengan cara yg dipahami dan dapat mengena kepada saudara kita. Ingat, yang dapat mengena dan dipahami oleh saudara kita. Bukan dengan cara kita, ingat, bukan dengan cara kita. Mengapa? Karena belum tentu, caramu itu sesuai dengannya, belum tentu caramu itu disadari olehnya, belum tentu caramu itu akan mengena.
Menegur dengan caramu, dan memaafkan dengan caramu, serta bersabar dengan caramu juga, belum tentu akan membuahkan hasil, dan belum tentu juga akan dipahami atau disadari oleh saudaramu, bisa jadi juga caramu menyakitinya.
Sahabat,
Sabar dan memaafkan adalah tindak lanjut dari teguran yg sesuai tuntunan agama kita. Bila tiba-tiba anda marah dan sudah tidak sanggup dengam kezaliman saudaramu, cobalah anda renungkan, apakah teguran anda sesuai dengan cara yg dimengerti olehnya atau tegurannya dengan cara anda. Bila sudah sesuai, alhamdulilah. Jangan sampai ketika anda menyajikan begitu banyak kesalahan saudaramu di hadapannya dengan dalih sudah pernah menegur, sudah pernah sabar, sudah pernah memaafkan, itu menjadi sebuah kezaliman yg anda lakukan secara tiba-tiba dan kesalahan yang berkali-kali dilakukan oleh saudaramu itu justru dia tidak menyadainya. Sehingga bukan perbaikan dan rasa kasih sayang yang akan dibuahkan, serta perubahan ke arah yang lebih baik, melainkan kekecewaan dari saudaramu itu.
Sahabat,
Ramadhan dengan penuh kebahagiaan dan kemuliaan akan tiba, ingat, buka pikiran dan hati untuk menegur dan menasehati saudaramu dengan cara yg baik yg dipahami olehnya. Dan jangan katakan bahwa anda sudah sabar, sudah sering memaafkan, bila semua itu anda lakukan dengan cara anda. Muamalah Islamiyah mudah dan fleksibel dalam hal ini. Be a smart moslem
Selamat menyambut Ramadhan, semoga rahmat dan ampunan serta cinta Nya, menjadi nasib kita semua.
Wassalam.
A.A.N
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda